GENETIC AND CRIME
Oleh Ramelan
09 September 2024 - 03:40:08
5 menit
09 September 2024 - 03:40:08
5 menit
Technology & Society
Beberapa tahun belakangan ini saya banyak membaca literatur mengenai Transhumanism. Baik dari literatur ilmiah maupun science fiction. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama IT, Genetic Engineering, Biotechnology dan Nanotechnology telah mempengaruhi secara langsung badan manusia. Manusia yang ingin hidup sehat, lebih sempurna, panjang umur dan mungkin akhirnya ingin tidak mati. Perkembangan beberapa film pun (Avatar, Matrix, Transcendence, Elysium, Divergent Series (Insergent, Allegiant, Ascendant), Gattaca, dll menunjukan berkembangannya pemikiran mengenai perubahan manusia (human).
Literatur klasik yang menjadi referensi pemikiran kearah pengaruh IT dan Rekayasa Genetika dalam badan manusia dan masyarakat antara lain: dalam pengaruh IT buku “Nineteen Eighty Four” karya George Orwell tahun 1949, serta dalam bidang Rekayasa Genetika buku “Brave New World” karya Aldous Huxley tahun 1932.
Ingin hidup lebih sehat dan panjang
Organ tubuh atau bagian tubuh yang tidak sempurna atau rusak misalnya, berbagai upaya dilakukan dengan memparbaiki, menyempurnakan sampai mengganti. Sampai kepada transplantasi organ penting seperti ginjal, hati dan jantung. Demikian juga penggantian bagian tubuh seperti tangan dan kaki secara elektro/mekanik dengan tangan dan kaki palsu sudah berkembang.
Selain itu pemasangan peralatan mekanik maupun elektronik kedalam tubuh sudah dilakukan seperti gigi, rahang, alat pendengar (bagian dalam telinga), ring atau stance di pembuluh jantung, klep jantung, alat pacu jantung. Alat kontrasepsi berupa IUD dan implant/susuk merupakan upaya-upaya peningkatan kesehatan.
Dalam bidang biomedical technology dan penyelesaian Human Genom Project pada tahun 2000 yang lalu, berbagai perkembangan dalam bidang ini akan terus melaju dengan lebih cepat. Berbagai jenis obat psichoterapy seperti Prozaic dan Ritalin telah bisa meningkatkan kemampuan manusia, tetapi juga memiliki efek samping. Tidak beda dengan obat-obat kimia di bidang pertanian yang sekarang mulai terasa dan dihindari. Riset pembentukan organ manusia didalam binatang khususnya babi juga terus dilakukan.
Seperti halnya dalam tanaman dan binatang kita mengenal GMO (Genetically Modified Organism) yang sudah masuk kepasar dan bagian dari peningkatan produktivitas, tetapi masih terus terjadi pro dan cons yang tajam. Hanya Amerika Utara dan Australia yang bisa menerima, Eropa dan Jepang menolak. Sedangkan kita berposisi tidak jelas. Tetapi saya yakin GMO di tanaman dan makanan telah kita konsumsi, tanpa mengetahui bagian dari gene mana yang telah masuk kerangkaian DNA nya. Saat ini yang disebut dengan “genetically modified babies” sudah lahir. Berbagai pengamatan masih terus dilakukan. Kalau pembuahan diluar kandungan (in vitro fertilisation/bayi tabung) sudah banyak dilakukan. Demikian juga dengan ibu pengganti/sewa rahim atau surrogate mother. Perdebatan mengenai biotechnology khususnya mengenai cloning, stem cell research dan germ-line engineering masih terus berlangsung antara komunitas ilmu pengetahuan disatu sisi dan mereka yang mempunyai komitmen relegi disisi lain.
Manusia berkembang bukan hanya didasari atas badannya, melainkan lingkungan alam dan lingkungan sosialnya.
Genetics & Crime
Banyak pembahasan dan penelitian mengenai kaitan Genetic Roots dengan Intelligence, Crime dan Sexuality. Di Amerika Serikat pada tahun 1970an Murray dan Hermnstein (The Bell Curve) menyatakan bahwa 60-70% varians dalam intelegensia terkait dengan genes. Hal ini dikaitkan dengan Afro-American, yang kemudian menimbulkan keresahan. Sehingga keduanya dinyatakan racist dan bigots. Kemudian studi dan penelitian kearah ini dihentikan atau tidak dipublikasikan.
Kemudian yang paling menarik perhatian adalah studi yang mengaitkan Kejahatan dengan Asal-usul manusia (Genetics origins of Crime).
• Dari berbagai studi, yang menjadi banyak perhatian adalah yang dilakukan oleh ilmuwan Itali Cesar Lambroso pada awal abad 20. Dari penelitian terhadap dua orang kriminal yang telah meninggal dunia dan masih hidup, ternyata memiliki bentuk fisik kepala yang mirip. Hal ini menjurus pada asal dari genetic yang sama.
• Penelitian dan studi mengenai hal tersebut terus berlangsung dengan dasar behavior genetics. Khususnya penelitian yang dilakukan terhadap 3.586 kembar dari data Danish Twin Register, menunjukan bahwa monozygotic twins (satu telur dan satu sperma) 50% kemungkinan kesamaan tendensi kriminal. Dibandingkan dengan hanya 21% kembar dizygotic.
• Studi tersebut dilanjutkan dengan kembar yang dibesarkan di dua keluarga yang berbeda. Satu adalah orangtua biologis yang kedua orangtua (angkat) yang berbeda. Hasil studi memperlihatkan bahwa criminal behavior dari orang tua biologis merupakan pengaruh yang besar.
• Studi membandingkan kembar ini mendapat tantangan, karena adanya pengaruh-pengaruh lingkungan lain yang menentukan perkembangan anak-anak. Para penentang teori genetic criminal, berpendapat bahwa crime is socially constructed.
• Dari berbagai data didapat bahwa kejahatan banyak dilakukan oleh laki-laki umur antara 15 – 25 tahun. Demikian juga studi Richard Wringham biological anthropologist (penganut teori Darwin) yang meneliti kehidupan chimpanze pada tahun 1996 (Demonic Males).
• Kemudian berkembang arah studi hubungan antara genes ang aggression melalui direct molekular pathways. Pada tahun 1980 studi satu keluarga Belanda dengan sejarah kekerasan (violent disorders), menunjukan pengaruh enzymes Monoamine Oxidases (MAO). Kemudian studi di Perancis pada tikus juga mengarah kepada hasil yang sama.
• Banyak studi-studi lain seperti yang dilakukan Martin Daly dan Margo Wilson mengenai homicide. Lebih banyak terjadi antara nonkin (suami istri, ayah/ibu tiri, saudara tiri) dibandingkan hubungan darah.
Studi kearah asal usul kriminal dari genetikasekarang ini banyak hambatan dan ditentang. Perkembangan yang terjadi baru-baru ini di Amerika Serikat, Syria, Sudan dan juga di Serbia beberapa tahun yang lalu secara politis studi semacam ini akan sangat menimbulkan turbulensi sosial.
Penutup
Saya bukan ahli kriminologi, biokimia, genetika, maupun antropologi. Masalah ini uncul karena saya sedang mendalami masalah Transhumisme. Saya tidak mengetahui sejauh mana kajian-kajian seperti yang saua uraikan diatas telah/sedang dilaksanakan di Indonesia.
Banyak informasi dalam tulisan ini dari buku “OUR POSTHUMAN FUTURE Consequences of the Biotechnology Revolution” by Francis Fukuyama (2002).
Semoga saja ungkapan saya ini ada manfaatnya.
Jakarta, Juli 2016
30 August 2024 - 09:46:13
3 menit
19 March 2024 - 05:59:03
3 menit
22 January 2024 - 09:09:12
9 menit